Thursday, February 7, 2013

Mana lebih sayang?

Petang ini langit kaler kelabu
tanda hanya mampu redup tanpa hujan
aku lihat ayah bersiap-siap segala macam perkakas
nampaknya macam nak membasuh
baldi, kain buruk dan segala macam alatan
dicapainya segenggam kunci
dia pergi
.
.
.
.
.
aku jengah ayah dilaman rumah
bersiul perlahan, tangan sibuk menggilap itu ini
semenjak berkereta baru, si toyot dalam garasi itu selalu meragam
tapi aku tahu ayah tak pernah lupa si tua toyot itu walau da punya yang baru
kami berkongsi momen tujuh beranak diperuk masuk dalam badan si toyot
kami yang bersaiz badak-badak air ini bikin magis
ketawa monyet aku bila aku kenang kenangan itu
kami susah, kami kongsi tujuh beranak
orang pandang, kami sengihkan, itulah kami
.
.
.
.
.
tapi sekarang si toyot punya adik baru
adik yang dibelai ayah kini, tapi ayah adil
si toyot juga selalu diusap, ayah tak mahu si toyot hilang perhatian
aku pernah suarakan pada ayah "jualkan saja ayah si toyot itu"
"yang lain boleh dijual, tapi bukan dia.dia itu banyak kenangan. adikmu lahir, dia peneman", bilang ayah
.
.
.
.
.
Aku pernah menagih ijin ayah untuk memandu kereta baru itu
ayah bilang "selagi ayah hidup, ayah bawamu kemana saja langkahmu mahu"
sudah namanya anak gadis ketagih bebas, otakku selalu fikir yang enggak-enggak
"ala, ayah sayangkan kereta baru itu, lebih dariku.takut kalau aku calar-balarkan"
tapi sekarang baru aku tahu, melalui sinar mata ayah, ayah tak pandai nak tipu
ayah sayang aku lebih dari kereta baru
ayah mahu sentiasa ada dengan anak gadis gebu
sampai bila?
aku harap sampai bila-bila

No comments:

Post a Comment